Kasus DBD di Sekadau Menurun

oleh
oleh
Martinus Ridi

SEKADAU,KN – Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) kabupaten Sekadau melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Martinus Ridi menyampaikan, pada tahun 2020 angka penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) yang penularannya berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus di Kabupaten Sekadau cenderung menurun.

“Kita melihat dari bulan Januari 25 kasus, Pebruari 22 kasus, Maret 13 kasus, April 4 kasus dan Mei 1 kasus. Jadi kalau kita melihat, ada kecenderungan menurun,” kata Martinus Ridi Rabu (3/6/2020).

“Tahun lalu kasus DBD sangat tinggi, sehingga kita tetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), mudah-mudahan tahun ini tidak KLB lagi,” harapnya.

Terkait hal tersebut diatas, kata Ridi, dimana saat ini sedang menghadapi pandemi Covid-19. Namun tidak boleh juga melupakan kasus DBD.

“Maka pada tanggal 23 Maret yang lalu kita sudah menyurati seluruh Puskesmas di Kabupaten Sekadau terkait pencegahan dan penanggulangan terhadap wabah Covid-19 dan pencegahan terhadap DBD. Karena 2 hal ini memang harus kita atasi,” jelas Ridi.

Terkait pelaksanaan pemberantasan DBD, Ridi menjelaskan, yang pertama harus fokuskan untuk preventif dan promotif atau promosi ke masyarakat supaya mengetahui apa itu demam berdarah, bagaimana cara mengatasinya, apa penyebabnya, bagaimana cara pemberantasannya. Kemudian, pencegahan bisa dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

Untuk pasien DBD kata Ridi, tidak harus dibawa ke Rumah Sakit, di Puskesmas sudah kita siapkan diagnostik (RDT) antigen dengue NS1. Jadi ada rapid test juga untuk DBD. Setiap hasil yang positif harus dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE).

“Jadi kawan-kawasan di Puskesmas jika ada menemukan kasus DBD, maka wajib melakukan PE hingga akan mengetahui dimana tempat kejadian tersebut apakah sudah ada terjadi penularan sehingga mempermudah untuk penanganannya,” jelasnya.

“Saya minta kepada masyarakat jangan sampai terlena dengan masalah Covid-19, sehingga kita mengabaikan DBD karna kedua penyakit ini sama-sama penyakit menular yang bisa menyebabkan wabah juga,” tambah Martinus Ridi. (red/as/dd)