Kementerian Koperasi dan UKM memprogramkan pengembangan 100 komoditas lokal di seluruh Indonesia pada 2011. <p style="text-align: justify;">Deputi Bidang Pemasaran Jaringan Usaha Kemenkop dan UKM Neddy Rafinaldi Halim di Jakarta, Rabu (22/12/2010), mengungkapkan hal tersebut pada diskusi pengembangan komoditas sutera usai pembukaan "South Sulawesi Silk Day". <br /><br />Dalam diskusi tersebut, pengusaha tekstil Wignyo Rahardi memaparkan bahwa keengganan petani membudidayakan murbei sebagai pakan sutera karena margin yang didapatkan petani sangat kecil. <br /><br />"Saya memahami sekali harga di hulu sangat rendah dibandingkan harga di hilir," ujarnya yang menambahkan petani tentunya tidak ingin merugi sehingga beralih ke tanaman lain. <br /><br />Menurutnya, pemerintah ingin mengintervensi dengan membuat patokan harga dan yang paling mungkin untuk dilibatkan adalah koperasi. <br /><br />"Kami berkomitmen untuk itu, dinas kita di Sulsel khususnya juga kita lihat sangat bersemangat," katanya. <br /><br />Program pengembangan 100 komoditas lokal di seluruh Indonesia tersebut terdiri atas dorongan di sisi infrastruktur, pemodalan dan masalah lainnya. <br /><br />Ia menambahkan, khusus untuk sutera pihaknya akan mencari solusi bersama Masyarakat Persuteraan Alam Indonesia. <br /><br />Sekjen Masyarakat Persuteraan Alam Indonesia Titik Cholik menyambut baik saran Kemenkop dan menyatakan pengembangan sutera sangat memungkinkan untuk dibantu koperasi. <br /><br />Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu`mang mengatakan, konsep peningkatan produksi lebik baik jika melalui penguatan rumah tangga. <br /><br />Ia menyatakan, Sulsel siap memproduksi kain sutera polos dan mengembalikan Sulsel sebagai produsen sutera terkemukan pada era 1970-an. <br /><br />Diakui masih banyak yang perlu dibenahi untuk mencapai target tersebut termasuk memberikan paten pada beberapa motif sutera yang dimiliki Sulsel. "Ada beberapa yang sudah dipatenkan tapi masih banyak yang perlu dibenahi," ujarnya. <br /><br />"South Sulawesi Silk Day" hanya diselenggarakan satu hari pada Senin (22/12) di Hotel Bidakara, Jakarta dan dihadiri sekitar 200 tamu undangan diantara pelaku usaha, pengguna sutera dan para istri duta besar dari enam negara seperti Yaman, Jordania dan Belgia. <strong>(phs/Ant)</strong></p>