Penyerapan Dana Apbn Kalsel Terkendala Cuaca

oleh
oleh

Penyerapan APBN Kalimantan Selatan (Kalsel) 2010 terhambat cuaca ekstrem yang terjadi hampir sepanjang tahun, kata Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Kalsel Elin Sumarlin. <p style="text-align: justify;">Ditemui usai penyerahan DIPA APBN Kalsel 2011 di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Rabu (29/12/2010), Elin mengatakan, hingga kini penyerapan APBN Kalsel masih cukup rendah, baru 83 persen dari total dana APBN sebesar Rp7 triliun lebih. <br /><br />"Penyerapan masih cukup rendah antara lain untuk sektor pembangunan infrastruktur karena terkendala cuaca," katanya. <br /><br />Selain itu, kata dia, rendahanya penyerapan dana APBN tersebut juga disebabkan karena lambatnya keluarnya SK tentang pengelolaan dan pelaksanaan pemanfaatan dana. <br /><br />Masalah pengadaan barang, kata dia, juga menjadi salah satu hambatan, kenapa penyerapan dana APBN di Kalsel masih cukup rendah. <br /><br />"Kita harapkan hingga akhir tahun ini penyerapan sudah bisa lebih dari 90 persen, karena beberapa proyek infrastruktur baik jalan dan jembatan sedang dalam proses penyelesaian," katanya. <br /><br />Dibanding 2010 kata dia, DIPA 2011 meningkat cukup tajam yaitu menjadi Rp10,4 triliun. Peningkatan terbesar adalah untuk sektor pembangunan infrastruktur terutama jalan dan jembatan. <br /><br />Menurut Elin, total dana APBN untuk DIPA lingkup Kanwil Perbendaharaan Kalsel senilai Rp4.858.291.000 yang terdiri dari 773 DIPA untuk 611 satuan kerja. <br /><br />Sisanya, kata dia, akan ditransfer ke pemprov dan 13 kabupaten/kota se Kalsel senilai Rp5.908.006.258.848. <br /><br />Dana transfer tersebut terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil Pajak (DBH pajak), dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBHSDA), dan Dana Penyesuaian. <br /><br />"Daerah yang paling besar menerima dana ini adalah Kabupaten Banjar, di susul Kota Banjarmasin, dan ketiga terbanyak adalah Kotabaru," katanya. <br /><br />Dibanding penyerahan 2010, lanjut dia, tahun ini dilakukan lebih cepat sehingga awal tahun dana sudah bisa dimanfaatkan. <br /><br />"Jadi tidak ada alasan menunggu dana dari pemerintah pusat," ujarnya lagi. <br /><br />Menurut Elin, DIPA 2011, lebih sederhana karena hanya menampilkan akun dua digit, yaitu hanya sampai jenis belanja. Hal ini dimaksudkan agar kuasa pengguna anggaran lebih fleksibel dalam melaksanakan kegiatan. <br />&lt;br />Gubernur Kalsel Rudy Ariffin mengatakan, pada 2011 dana bagi hasil sumber daya alam khususnya pertambangan terjadi peningkatan menjadi Rp3,1 triliun. <br /><br />Sedangkan dinas yang mendapatkan dana DIPA terbesar antara lain adalah Dinas PU sebesar Rp1 triliun. <br /><br />"Besarnya dana untuk PU tersebut karena di Kalsel juga terdapat Balai Besar Bina Marga. Saya berharap masalah pembangunan infrastruktur di daerah benar-benar diperhatikan," katanya. <br /><br />Besarnya nilai APBN untuk pembangunan infrastruktur perbanding terbalik dengan sektor lingkungan hidup yang hanya mendapatkan Rp500 juta. <br /><br />Sedangkan untuk Kementerian Pendidikan sebesar Rp528,3 miliar dan Kementerian agama sebesar Rp737 miliar. <strong>(phs/Ant)</strong></p>