Permintaan Tenun Ikat Sintang Tinggi

oleh
oleh

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Herry Syamsudin mengatakan permintaan tenun ikat produksi perajin daerah itu cukup tinggi. <p style="text-align: justify;">"Setiap bulan, paling tidak ada permintaan kain tenun ikat berkisar 50 hingga 100 helai kain untuk dijadikan baju, namun belum semua permintaan bisa terpenuhi," katanya di Sintang, Selasa (07/12/2010).<br /><br />Salah satu kendala yang dihadapi masyarakat untuk memenuhi permintaan itu kata dia karena alat yang digunakan masih sangat tradisional.<br /><br />"Tentunya dengan alat yang sederhana maka proses pembuatan sehelai kain juga butuh waktu yang lama," imbuhnya.<br /><br />Selain itu, para perajin juga kata Herry agak kesulitan dari sisi pendanaan terutama untuk membeli kebutuhan benang tenun.<br /><br />"Sudah dananya kurang, benang tenun yang mau dibeli juga harus menuggu terlebih dahulu baru dapat," ucapnya.<br /><br />Menurutnya, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk bisa memenuhi permintaan kain tenun ikat Khas Sintang adalah memberikan bantuan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) pada sejumlah desa yang jadi sentra pembuatan tenun ikat di Kabupaten Sintang.<br /><br />"Tentunya dengan ATBM itu proses poduksi bisa lebih cepat untuk memenuhi permintaan," jelasnya.<br /><br />Pemberian bantuan ATMB itu kata dia juga diiringi dengan pemberian pelatihan penggunaan alat tersebut.<br /><br />"Perajin kita sudah terbiasa dengan alat tenun tradisional, dengan teknologi baru tentunya harus ada adaptasi dan itu dilakukan melalui pelatihan," imbuhnya.<br /><br />Selain itu, pemberian bantuan ATMB itu bukan untuk mengubah tradisi dan sejarah dari pembuatan tenun ikat.<br /><br />"Para perajin tetap kita minta untuk menjaga kualitas bahkan bila perlu ditingkatkan, jadi tradisi pembuatan tenun ikat beserta cerita yang ada pada motif tetap dipertahankan," jelasnya. (phs/Ant)<br /><br />Menurutnya, dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah termasuk kerajinan tenun ikat memang selalu dihadapkan pada soal pendanaan dan adaptasi tenologi.<br /><br />"Padahal tantangan global membutuhkan produk dalam jumlah banyak dan waktu yang cepat, kendalanya ketika ada permintaan dalam jumlah banyak, perajin kita kewalahan sehingga permintaan lambtn terpenuhi," imbuhnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>