PLN: Proyek 10.000 MW Penuhi Pertumbuhan Listrik

oleh
oleh

Proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt tahap pertama dan kedua diyakini mampu memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik hingga 2014, kata Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) Nur Pamudji di Jakarta, Kamis. <p style="text-align: justify;">Proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt tahap pertama dan kedua diyakini mampu memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik hingga 2014, kata Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) Nur Pamudji di Jakarta, Kamis.<br /><br />Ia mengatakan, kedua mega proyek tersebut juga akan memperbaiki bauran energi primer pembangkit PLN.<br /><br />"Saat ini, masih banyak pembangkit listrik berbahan bakar minyak dan dengan selesainya kedua proyek percepatan yang berbahan bakar nonminyak ini akan memperbaiki bauran energi," katanya.<br /><br />Pada proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap pertama memang hanya memakai bahan bakar batu bara.<br /><br />Namun, pada proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap kedua, selain batu bara dan gas, juga memakai energi terbarukan yakni panas bumi dan air, sehingga akan meningkatkan pemakaian energi nonfosil.<br /><br />Pada 2011, PLN akan menggunakan energi fosil berupa BBM sebanyak 21 persen dengan kebutuhan 10,38 juta kiloliter, batu bara 46 persen atau 36,48 juta ton, dan gas 21 persen yang setara 327,59 triliun british thermal unit.<br /><br />Menurut Nur, pada 2011 terdapat 16 proyek pembangkit tahap pertama dengan daya total 5.258 MW yang mulai beroperasi.<br /><br />Dari 16 proyek itu, tujuh di antaranya dengan daya 4.830 MW berada di wilayah Jawa-Bali yakni PLTU Suralaya, Banten 625 MW, Lontar, Banten 3×315 MW, Pelabuhan Ratu, Jabar 1×350 MW, Pacitan, Jatim 2×315 MW, Paiton, Jatim 660 MW, Rembang, Jateng 2×315 MW, dan Indramayu, Jabar 3×330 MW.<br /><br />Selanjutnya, dua PLTU di Sumatera yakni Bangka, Babel 60 MW dan Tj Balai Karimun, Kepri 14 MW, lalu Asam-asam, Kalsel 130 MW, Barru, Sulsel 100 MW, Amurang, Sulut 50 MW, Ende, NTT 14 MW, Kupang, NTT 33 MW, Tidore, Malut 7 MW, dan Kendari, Sultra, 20 MW.<br /><br />Nur juga mengatakan, PLN mengatur pengoperasian proyek 10.000 MW tahap pertama sesuai peningkatan permintaan listrik.<br /><br />"Sebanyak dua proyek yakni PLTU Tanjung Awar-awar di Tuban dan Adipala, Cilacap, digeser operasinya ke 2014 agar tidak bersamaan masuknya," katanya.<br /><br />Sementara, dua proyek lainnya yakni PLTU Riau dan Kaltim juga ditargetkan 2014 karena kedua pembangkit masuk belakangan.<br /><br />Untuk proyek pembangkit 10.000 MW tahap kedua, Nur mengatakan, pihaknya belum memulai tender pengadaan batu baranya.<br /><br />"Proyek PLTU ditargetkan beroperasi 2014, sehingga kemungkinan tender batu bara baru dimulai akhir 2012," katanya.<br /><br />Menurut dia, sebagian proyek PLTU merupakan pembangkit mulut tambang sehingga langsung dipasok dari lokasi bersangkutan.<br /><br />Proyek 10.000 MW tahap kedua berbahan bakar batu bara yang dikerjakan PLN mencapai 1.764 MW dengan kebutuhan batu bara antara 5-6 juta ton per tahun.<br /><br />Proyek berdaya 1.548 MW lainnya melalui mekanisme pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) dengan kebutuhan batu bara sekitar lima juta ton per tahun. (Eka/Ant)</p>