Revitalisasi Pembangunan Kependudukan Tingkatkan Kualitas SDM

oleh
oleh

Untuk mencapai priotritas kualitas sumberdaya manusia (SDM) salah satu fokus yan harus dilaksanakanan yakni dengan revitalisasi pembangunan kependudukan dan keluarga berencana (KB). <p style="text-align: justify;">"Sasarannya adalah tingkat rata-rata kelahiran atau Total Rertility Rate/TFR sebesar 2,1 dan tingkat pergantian manusia atau Nett Reproductive Ratio/NRR sebesar 1 pada 2014," kata Kepala Biro Perlengkapan dan Perbekalan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Abdul Jabbar Lukman, di Palangka Raya, Senin. <br /><br />Agar sasaran tersebut dapt dicapai,maka pada tahun ini telah ditetapkan, terlayaninya peserta KB baru sekitar 7,1 juta peserta, 3,7 juta adalah peserta baru dari tahapan keluarga prasejahtera dan sejahtera, dimana 254,5 ribu peserta KB baru pria. <br /><br />Meningkatnya peserta KB aktif menjadi sekitar 26,7 juta yang terdiri 11,9 juta pesrta KB aktif keluarga prasejahtera dan sejahtera dan sekitar 659,5 ribu peserta KB akatif pria. <br /><br />Selain itu meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan keluarga akseptor tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB). <br /><br />Pembinaan kualitas kehidupan keluarga lansia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL) dan peningkatan pendapatan keluarga melalui pembinaan kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga. <br /><br />Kemudain meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat keluarga dan remaja tentang kesehatan reproduksi bagi remaja dan perencanaan kehidupan berkeluarga melalui kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KKR). <br /><br />Diungkapkannya, penetapan sasaran tersebut, perlu didukung dengan penyediaan kontrasepsi gratis bagi sekitar 2,9 peserta KB baru dan 12,6 juta peserta KB aktif dari pasangan usia subur (PUS) miskin dan rentan. <br /><br />Pemenuhan kontrasepsi bagi PUS miskin dan rentan, haruslah menjadi prioritas utama dan dilaksanakan secara berhasil, termasuk penyiapan alat kontrasepsi di seluruh rumah sakit dan semua fasilitas kesehatan dasar dengan perawatan, tegasnya. <br /><br />Selain itu juga di ruang bersalin dan operasi untuk meningkatkan pencapaian peserta KB baru melalui program KB pasca persalinan dan keguguran, dimana program ini menurut perhitungan dapat memberikan kontirbusi antara 21-33 persen dari pencapaian peserta KB baru. <br /><br />"Sehingga perlu kita benahi bersama, sehingga tidak ada berita lagi bahwa di tempat pelayanan tidak ada alat kontraspesi,"ujarnya. <br /><br />Berdasarkan perencanaan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi, sebenarnya kekurangan itu pada titik – titik pelayanan yang seharusnya tidak terjadi, karena telah cukup jumlahnya. <br /><br />"Namun mengapa masih terjadi kekurangan semacam itu,"ucapnya. <br /><br />Dituturkannya, dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), bahwa kurang efisien dalam mengadakan kontrasepsi,karena masih ditemukan penumpukan alat dan obat kontrasepsi di gudang serta masih terdapat yang kadaluarsa sehingga minta dihapuskan. <br /><br />"Dalam hal ini, tentunya tidak bijak menyalahkan pihak lain, sehingga harus intropeksi diri dan melakukan pembenahan interen BKKBN tentang pengelolaan alat dan obat kontrasepsi,"katanya. <br /><br />Diakuinya, jika masalah yang telah dikemukakannya tetap terjadi, pasti akan mengganggu operasional program KB di lapangan. <strong>(das/ant)</strong></p>