Kali ini ketinggian air di Kabupaten Sintang kembali meningkat, hal ini disebabkan curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari ini. Ketinggian air bervariasi dari 20 centimeter hingga mencapai satu meter. Beberapa kecamatan yang sudah terendam yakni, Kecamatan Sintang, Sepauk, Dedai dan Binjai. Akibatnya, beberapa aktivitas masyarakat ikut terhambat. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun dalam musibah yang sudah sering kali terjadi ini, kerugian materi sudah dirasakan masyarakat. <p style="text-align: justify;">Pantauan kalimantan-news di Kecamatan Sepauk, jalan yang menghubungkan antara Lengkenat menuju Ibukota Kecamatan Sepauk nyaris lumpuh. Ada dua titik terparah menuju pusat pemerintahan itu. Oleh karenanya pengendara kendaraan bermotor roda dua harus menggunakan jasa angkutan speed boad atau dapat juga menggunakan rakit yang dibuat masyarakat.<br /><br />Meski masih dapat dilewati oleh kendaraan roda empat, namun pengendara harus ekstra hati-hati, pasalnya di salah satu jembatan yang terendam banjir, ada lubang yang tidak terlihat. Jika roda kendaraan masuk ke lubang itu, maka sopir harus bekerja ekstra atau bahkan dapat menderita kerugian akibat rusaknya spare part kendaraan.<br /><br />Selain itu, kendaraan roda dua, untuk melewati genangan air ini, harus merogoh kocek Rp 10.000,- untuk satu kali lewat menggunakan jasa rakit, atau dapat memilih menggunakan jasa speed boad dengan biaya Rp 20.000,-. Apabila pengendara nekat melewati genanggan air yang sudah mencapai satu meter itu, tanpa menggunakan kedua jasa yang ditawarkan itu maka, besar kemungkinan akan mogok dan tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk memperbaikinya.<br /><br />Wanda, salah seorang pengendara yang menggunakan jasa rakit, mengatakan dirinya harus megoroh kocek untuk dapat melewati genangan air itu. Jika tidak maka dapat saja, akan lebih dalam kocek terkuras untuk memperbaiki kendaraannya. <br />“Terima kasih kepada masyarakat yang telah membantu membuat rakit atau speed, karena jika tidak ada mereka maka sepeda motor saya dan semua sepeda motor yang akan melewati tidak akan dapat,” ucapnya.<br /><br />Warga Sintang Kota yang kebetulan berurusan di Kota Sepauk ini menambahkan meskipun dengan menggunakan jasa itu, dirinya harus menggeluarkan biaya antara Rp10.000,- sampai dengan Rp 20.000,-. Wajar katanya, pemilik rakit atau speed itu memunggut biaya sebesar itu.<br /><br />“Saya lihat ada dua titik terparah di ruas jalan antara Lengkenat menuju Kota Sepauk, belum lagi dijembatan yang terendam itu ada lubang. Kita berharap agar pemerintah Kabupaten Sintang dapat memperhatikan kondisi jalan ini, karena setenggah dari ruas itu sudah dikerjakan, kenapa ruas yang rusak parah tidak ikut diperbaiki,” tambah remaja ini.<br /><br />Haji Syarif Albar, tokoh masyarakat Sepauk juga mengatakan hal yang sama, dengan ketinggian air ada beberapa rumah yang terendam. Begitu juga ruas jalan yang menuju Ibukota Kecamatan Sepauk, dirinya berharap agar pemerintah peduli dengan kerusakan yang ada. <br /><br />“Akibat banjir jalan yang menghubungkan Ibukota Kecamatan Sepauk nyaris lumpuh, oleh karenanya kami berharap agar pemerintah dapat memperhatikan kondisi jalan yang ada,” katanya.<strong> (phs)</strong></p>