Soerjadi : TNI Dan Purnawirawan Tidak Berwatak Kudeta

oleh
oleh

Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat Soerjadi Soedirdja menyatakan, TNI dan keluarga besarnya, termasuk para purnawirawan tidak memiliki watak kudeta. <p style="text-align: justify;">Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat Soerjadi Soedirdja menyatakan, TNI dan keluarga besarnya, termasuk para purnawirawan tidak memiliki watak kudeta.<br /><br />"Sapta Marga, Sumpah Prajurit, kita pegang teguh demi keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak pernah ada diajarkan untuk kudeta," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.<br /><br />Ia mengakui, para purnawirawan banyak mengkritisi pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono, yang dinilai kurang mengawal reformasi yang dirintis pada 1998 dengan baik.<br /><br />"Kami memang mengkritisi kecenderungan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang kurang mengelola proses reformasi dengan baik," katanya.<br /><br />Pemerintah menurut mantan Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro tersebut "gagal" menegakkan hukum, "gagal" memberikan tingkat kesejahteraan yang layak untuk rakyat, kesenjangan antara miskin dan kaya makin tinggi dan lainnya.<br /><br />"Pemerintah tidak memiliki program yang jelas untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, berbangsa dan bernegara," tuturnya.<br /><br />Dan lebih disayangkan lagi, Pemerintah terlihat tidak memiliki upaya untuk memperbaiki kondisi bangsa saat ini, lanjut mantan Menko Polhukam itu.<br /><br />Ia menegaskan, purnawirawan menginginkan perubahan, namun jangan sampai perubahan itu terjadi seperti peristiwa 1998 apalagi sampai revolusi, makar atau kudeta.</p> <p style="text-align: justify;"><br />"Jadi, tidak ada itu TNI dan keluarga besarnya termasuk purnawirawan yang berniat kudeta. Mengkritisi dan menginginkan perubahan iya, tetapi perubahan itu tetap harus konstitusional. Pemerintah juga harus begitu, selenggarakan pemerintahan sesuai amanat pembukaan UUD 1945," katanya.<br /><br />Soerjadi menegaskan, bangsa dan negara Indonesia memerlukan pemimpin yang kuat untuk mengawal reformasi yang sudah dirintis. <br /><br />Sebelumnya, investigasi media Al Jazeera melansir keberadaan tiga pensiunan petinggi militer yang merancang kudeta dengan menggandeng kelompok Islam garis keras.(Eka/Ant)</p>