Tsunami yang melanda jepang 11 maret 2011, berpengaruh terhadap anjloknya harga karet mentah yang produksi kabupaten hulu sungai tengah (hst), kalimantan selatan, dan kabupaten lainnya di wilayah banua anam. <p style="text-align: justify;">Menurut manager produksi sebuah perusahaan pengola karet, PT Dharma Kalimantan Jaya, Masadi, di Barabai, ibu kota HST Selasa, mengatakan, bahwa bencana tsunami di Jepang telah menyebabkan harga karet turun drastis.<br /><br />"turunnya harga karet itu terjadi tanpa ada prediksi apapun dari gabungan pengusaha karet indonesia (gapkindo), hingga kami pun sangat terkejut," ujarnya.<br /><br />Berbeda saat terjadi krisis di timur tengah, gapkindo sempat memberitahukan dan memperingatkan para pengusaha karet terhadap kemungkinan terjadinya penurunan harga.<br /><br />"tapi saat itu penurunan harga karet di perkirakan terjadi bertahap dan tidak langsung anjlok dengan sangat drastis seperti sekarang ini," katanya.<br /><br />Harga karet diperkirakan turun karena imbas dari krisis yang terjadi di timur tengah akan menghambat jalur distribusi, tapi tidak sampai membuatnya anjlok. <br /><br />Ia menambahkan, tsunami di jepang berimbas langsung pada tingkat permintaan luar negeri terhadap karet lokal.<br /><br />"di jepang banyak terdapat pabrik otomotif yang memproduksi ban. Jepang merupakan salah satu negara pengimport karet lokal terbesar," katanya.<br /><br />Harga karet saat ini, di tingkat petani hanya berkisar antara rp3 ribu hingga rp4 ribu perkilogram untuk jenis lumb atau karet mentah.<br /><br />Padahal sebelumnya, harga karet mentah mencapai rp20 ribu hingga rp24 ribu perkilogramnya dan tercatat sebagai yang tertinggi sejak terjadinya krisis keuangan global pada akhir 2008.<br /><br />Diperkirakan, harga karet akan sulit normal kembali karena saat ini stok di negara-negara penghasil masih berlimpah.</p>