Tujuh juta lahan TNI akan dimanfaatkan untuk pertanian , mengantisipasi penurunan produksi pangan dunia akibat cuaca ekstrem. <p style="text-align: justify;">Ketua Dewan Perimbangan Kadin Oesman Sapta di Banjarmasin, Jumat (21/01/2011), mengatakan, pihaknya telah mengadakan kerja sama dengan TNI dalam mengantisipasi penurunan produksi pangan. <br /><br />"Kita telah mengadakan perjanjian dengan TNI untuk mempercepat peningkatan ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan tidur milik TNI seluas 7 juta hektare," katanya. <br /><br />Menanggapi adanya perdagangan bebas, Oesman mengatakan bahwa produk-produk pertanian nasional harus dilindungi. <br /><br />Perlindungan tersebut antara lain, dengan membeli produk-produk dalam negeri. <br /><br />"Makanya saat banyak orang ribut soal harga cabai, sekitar 70 juta petani di Indonesia tidak ribut, karena kenaikan harga cabai menguntungkan petani," katanya. <br /><br />Pernyataan Oesman tersebut disampaikan menjawab pertanyaan peserta dialog pada sidang Dewan Pleno II dan Musyawarah Nasional Khusus Hipmi di Banjarmasin. <br /><br />Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang hadir pada acara tersebut mengatakan, kecukupan pangan saat ini menjadi masalah penting untuk mendapatkan perhatian semua pihak. <br /><br />Kendati saat ini pangan nasional masih mengalami surplus, kata dia, namun perkembangannya tidak seimbang bila dibanding dengan percepatan demand. <br /><br />Ketidakseimbangan tersebut, kata dia, disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk, terutama untuk kalangan menengah ke bawah. <br /><br />"Makanya bila ada pengusaha yang ingin mengembangkan tanaman pangan akan kita dorong, akan kita berikan permodalan, silahkan datang pada kami," katanya. <br /><br />Menurut dia, saat ini pemerintah mendorong usaha kecil dan menengah untuk bisa meningkatkan produksinya melalui kredit usaha rakyat (KUR) yang bakal ditingkatkan jumlahnya menjadi Rp20 triliun per tahun. <strong>(phs/Ant)</strong></p>