Warga transmigrasi di kawasan Desa Bahitom, Kecamatan Murung, Kabupaten Murung Raya Kalimantan Tengah dijadwalkan pada Februari akan menggelar panen raya perdana tanaman padi ladang atau padi gunung seluas 43 hektare. <p style="text-align: justify;"><br />"Panen raya perdana padi ladang ini merupakan hasil pertanian warga transmigrasi luar Pulau Kalimantan dan sebagian lokal menghuni kawasan itu sejak 2008 ," kata Kepala Dinas Sosial,Transmigrasi dan Tenaga Kerja Murung Raya (Mura), Pujo Sarwono di Puruk Cahu, Kamis. <br /><br />Pujo Sarwono mengatakan sebagian lahan usaha di sarana pemukiman (SP) I milik warga transmigrasi yang dijadikan kawasan pertanian tanaman padi ladang oleh 81 kepala keluarga (KK) ini tumbuh subur. <br /><br />Tanaman padi ladang yang dikembangkan warga transmigrasi pada musim tanam Oktober – Maret 2010/2011 itu, kata dia, varietas lokal dan unggul nasional yaitu talun dan situbagendit yang memang cocok ditanam di kabupaten paling pedalaman Sungai Barito ini. <br /><br />"Kita harapkan tanaman padi ladang ini terus dikembangkan warga, disamping komoditi lainnya yang lebih luas sehingga mampu memenuhi kebutuhan padi di daerah ini," katanya didampingi Kepala Bidang Pengembangan Transmigrasi, Budiman. <br /><br />Pujo menjelaskan, panen raya ini nantinya akan dilakukan Bupati Murung Raya, Willy M Yoseph dan pemerintah daerah juga telah mengundang pejabat dari Direktorat Jenderal Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (PM2KT) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. <br /><br />"Pejabat dari pusat itu sudah memastikan akan hadir pada pesta panen raya perdana tersebut," katanya <br /><br />Tanam sayur <br /><br />Saat ini warga transmigrasi di kabupaten paling utara Kalimantan Tengah itu juga mengembangkan tanaman sayur-sayuran diantaranya lombok, buncis, terong, sayur manis dan kacang panjang. <br /><br />Hasil pertanian masyarakat tersebut mampu memenuhi kebutuhan sayuran bagi warga Puruk Cahu disamping pasokan dari luar daerah lainnya. <br /><br />Disamping itu, ratusan kepala keluarga transmigrasi itu mulai tahun 2010 telah mengembangkan tanaman karet seluas 225 hektare. <br /><br />"Kita harapkan perkebunan karet ini mampu meningkatkan perekonomian warga trans, selain mengusahakan sayur-sayuran dan hasil pertanian lainnya," kata dia. <br /><br />Karet bantuan pemerintah yang dikembangkan 300 kepala keluarga itu mencapai 46.500 bibit karet unggul, dan setiap KK, mendapat 155 bibit karet ditanam masing-masing seluas 0,75 hektare. <br /><br />Lokasi transmigrasi di kabupaten yang kaya akan sumber daya alam berupa tambang emas, batu bara dan kayu ini seluas 1.214 hektare dibuka sejak tahun 2008 telah ditempati 200 KK, yakni 100 KK warga lokal dan 100 KK transmigran asal Nusa Tenggara Timur, Lampung Utara, Kebumen, Tangerang dan Jakarta. <br /><br />Kemudian 2009 kabupaten satu-satunya di Kalimantan Tengah yang dilintasi garis khatulistiwa ini menambah kembali penghuni lokasi transmigrasi tersebut sebanyak 100 KK, dengan menempatkan transmigran dari Lampung Utara dan Kebumen, Jawa Tengah masing-masing 25 KK, ditambah 50 KK warga setempat. <br /><br />"Pemerintah daerah akan memperluas lokasi transmigrasi ini dan mengusulkan kembali warga transmigrasi baru tahun depan," katanya.<strong> (das/ant)</strong></p>