Xanana: Pembangunan Perlukan Perdamaian

oleh
oleh

Perdana Menteri Timor Leste, Kay Ralla Xanana Gusmao, menyatakan pandangannya tentang demokrasi dan alam demokratisasi suatu negara, bahwa pembangunan memerlukan perdamaian. <p style="text-align: justify;">"Sampai saat ini belum ada satupun model demokrasi yang paling sempurna. Akan tetapi demokrasi membantu kita menuju masyarakat yang lebih baik. Untuk itu diperlukan pembangunan yang perlu didukung perdamaian," katanya dalam sidang pembukaan Forum Demokrasi Bali (BDF) Ketiga, di Nusa Dua, Bali, Kamis (09/12/2010).<br /><br />Dia berada di Bali untuk memimpin delegasi negaranya dalam pelaksanaan BDF III yang berlangsung selama dua hari sejak 9 Desember.<br /><br />Gusmao duduk bersama sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan yang menyatakan pandangan negara masing-masing tentang demokrasi dalam arena BDF III kali ini.<br /><br />Mereka adalah Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, yang bersama Presiden Yudhoyono bertindak sebagai ketua bersama BDF III, serta Deputi Perdana Menteri Nepal, Sujata Koirala.<br /><br />Pada BDF Pertama, tercatat hadir hanya 39 negara, meningkat menjadi 42 negara pada BDF II, dan 71 negara pada BDF Ke-III kali ini. Kali ini, 42 negara mengirimkan utusan setingkat menteri luar negeri atau kementerian berbeda, pejabat setingkat menteri, atau wakil menteri luar negeri.<br /><br />Menurut Gusmao, demokrasi sebagai salah satu cara menjalankan praktik bernegara dan berbangsa bisa menyumbang sangat besar terhadap perwujudan stabilisasi satu negara.<br /><br />"Kita bisa saling belajar satu sama lain tentang demokrasi ini," katanya. Timor Leste sendiri tengah mempersiapkan dirinya untuk tergabung dalam ASEAN sebagai anggota penuh selain menyiapkan negaranya menjadi tuan rumah sejumlah forum internasional dalam waktu dekat.<br /><br />Negara itu pernah mengalami instabilitas politik dan keamanan yang meluas pada masa-masa awal kemerdekaannya. Negara itu meraih kemerdekaannya pada 2002 setelah selama beberapa tahun berada dalam pengawasan dari PBB melalui Misi PBB Untuk Timor Timur, yang tetap berjalan hingga kini.<br /><br />Gusmao menyatakan, pembangunan juga memerlukan investasi. "Untuk negara kami, investasi itu banyak berasal dari luar negeri dan kami senang bisa masuk dalam komunitas internasional," katanya.<br /><br />"Akan tetapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi, di antaranya adalah pemberantasan korupsi dan masalah-masalah sosial yang turut timbul," katanya.<strong> (phs/Ant)</strong></p>