Askiman: Tidak Ada Kabar Hingga Sore, 131 Tenaga Magang Medis di RS AM Djoen Sintang Akan di Berhentikan

oleh
oleh
Wakil Bupati Sintang, Askiman di dampingi Direktur RS AM Djoen Sintang, dr Rosa Saat Audensi Dengan 131 Tenaga Magang Medis

SINTANG – Sebanyak 131 tenaga magang medis di Rumah Sakit Ade M Djoen Sintang, Selasa (13/11/2018) kemarin menggelar aksi mogok kerja lantaran mereka beranggapan dalam penerimaan tenaga honorer di RS A.M Djoen Sintang tidak transparan oleh manajemen RS A.M Djoen Sintang.

Pada hari ini Rabu (14/11/2018) 131 tenaga magang medis tersebut menggelar audensi dengan Wakil Bupati Sintang, Askiman di Balai Pegodai Komplek Rumah Jabatan Wakil Bupati Sintang.

Dalam Audensi tersebut salah satu tenaga magang medis RS A.M Djoen Sintang, Betarem mengungkapkan bahwa dirinya bersama rekan-rekannya pada hari ini (Rabu-Red) masih tetap dengan pernyataan awal bahwa kami akan tetap menuntut kejelasaan nasip kami.

“Hari ini kami tetap berkomitmen dan siap terima saksi bahwa kami tetap menuntut kejelasan nasip kami di RS A.M Djoen Sintang”, kata Betarem.

Lanjut Betarem, jika aspirasi kami tidak di indahkan oleh manajemen RS A.M Djoen Sintang dan Pemkab Sintang, maka 131 tenaga magang medis di RS A.M Djoen Sintang ini akan mengundurkan diri dari tenaga magang medis di RS A.M Djoen Sintang, ucap Betaram.

Sementara itu Direktur Rumah Sakit AM Djoen Sintang, dr Rosa Trifina saat di wawancarai sejumlah awak media usai mendampingi Wakil Bupati mengakui pihaknya melakukan perekrutan tenaga honorer di luar tenaga magang medis lantaran yang di perlukan rumah sakit bukan tenaga medis tetapi tenaga laundry, tenaga parkir, teknik elektro, front office, tenaga pengangkut dan tenaga Administrasi, terang Rosa.
Wakil Bupati Sintang, Askiman mengatakan Pemkab Sintang maupun manajemen RS A.M Djoen Sintang tidak pernah menjanjikan kalau tenaga magang medis di RS A.M Djoen Sintang untuk di angkat menjadi pegawai honorer ataupun kontrak.

“Kita tidak pernah menjanjikan tenaga magang medis untuk diangkat menjadi pegawai honorer ataupun kontrak” jelas Askiman.

Lanjut Askiman, tenaga magang medis datang melamar sendiri ke manajemen Rumah Sakit dan kitapun tidak pernah meminta mereka untuk mengantarkan surat lamaran.

“Oleh sebab itu, jika perminta mereka ingin diangkat pegawai honorer ataupun kontrak itu keliru besar, karena kita tidak pernah sekalipun untuk menjanjikan pengangkatan bagi tenaga magan medis, kalaupun ada, mingkin sudah melalui kriteria-kriteria lainnya” kata Askiman.

Pemkab Sintang maupun manajemen RS A.M Djoen Sintang kata Askiman masih membuka diri untuk 131 tenaga magang medis yang ikut auden tandi, namun kita juga kasi waktu untuk mereka hingga sore ini.
“Kita masih membuka diri hingga sore ini, namun jika tidak ada yang membuat pernyataan hingga batas waktu yang kita tentukan maka yang bersangkuta dianggap sudah keluar dan bukan tenaga magang medis di RS A.M Djoen Sintang lagi, ungkap Askiman.

Terpisah anggota DPRD Sintang, K Danil B saat di hubungi melalau Hp terkait dengan aksi yang dilakukan oleh tenaga magang medis di RS A.M Djoen Sintang, sangat menyayangkan aksi tersebut.

Menurutnya perawat itu adalah panggilan hati untuk merawat orang-orang yang memerlukan pertolongan.
“Saya dulu juga profesi perawat tapi saya tidak pernah mengeluh, karena itu bagian dari pelayanan kita pada masyarakat yang memerlukan pertolongan, kan kasihan orang-orang yang sakit di rumah sakit kalau perawat mogok” kata Danil.

Lanjut Danil, jika ada permasalahan antara tenaga magang medis dengan manajemen Rumah Sakit, tidak perlu pakai mogok kerja bicarakan secara baik-baik dan cari solusi yang benar.

“Tadi pun ada yang bilang sama saya kalau manajemen Rumah Sakit menerima pegawai honore tanpa transparan, namun demikian lihat dulu tenaga apa yang di perlukan oleh manajemen Rumah sakit, apakah tenaga medis ? kalau tenaga medis wajar mereka mogok, tapi kan yang di terima tenaga laundry, tenaga parkir, teknik elektro, front office, tenaga pengangkut dan tenaga Administrasi, apakah mereka mau bekerja dari profesi perawat manjadi tukang cuci maupun tukang parkir ?, Tanya Danil. (DD)