MELAWI- Sudah bertahun-tahun warga Desa Labai kecamatan Nanga Pinoh mendambakan peningkatan jalan oleh pemerintah Melawi. Namun hingga saat ini kondisi jalan tersebut tak kunjung dilakukan peningkatan. Kondisi jalan yang mebgalami kerusakan sangat parah tersebut sangat membuat warga yang melaluinya kesulitan, bahkan tak jarang kendaraan bermuatan sembako serta hasil perkebunan rakyat harus terdampar di kubangan lumpur.
“Keadaan jalan menuju desa kami, bertanah kuning dan berlumpur. Banyak kubangan berisi air dan lumpur yang membuat kami sering amblas atau terjebak. Tak jarang warga yang menggunakan kendaraan angkutan harus nginap di jalan berhari-hari, dan ada pula yang meninggalkan kendaraannya di jalan serta pulang berjalan kaki untuk mencari bantuan,” kata seorang warga Desa Labai,di temui di Kantor Camat Nanga Pinoh, Rabu sore (11/4)
Lebih lanjut Ia menceritakan, dengan kondisi akses jalan yang rusak parah tersebut,sangat berdampak kepada roda ekonomi warga Desa Labai. Harga sembako mengalami kenaikan karena mobilitas sembako yang dibawa masuk ke desa.
“Sembako harganya bahkan ada yang dua kali lipat dari harga pasaran di Pinoh. sementara hasil pertanian kami disana tak bisa naik, dan harganya hanya Rp. 5 ribu saja per kilogramnya. Padahal di Nanga Pinoh harganya bisa Rp. 7 ribu perkilogramnya,” jelasnya.
Untuk masuk ke Desa Labai, awalnya masyarakat disuguhkan dengan jalan aspal. Namun sekitar 390 kilometer sebelum masuk desa, warga harus bertempur dengan lumpur. “Apalagi kalau hujan, banyak yang ngeluh. Akai Dai (Waduh), jalan tekancai (hancur) lagi,” ujarnya.
Dalam kondisi ruak parah tersebut, apabila musim kemarau, warga harus berhadapan dengan debu. Sementara kalau musim hujan, melalui kubangan lumpur akan memakan waktu lama untuk melewatinya. “Dampak dari jalan rusak tersebut menghambat aktifitas masyarakat karena seharunya jarak tempuh untuk menuju ke Nanga Pinoh hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Sekarang malah menjadi satu jam setengah,” terangnya.
Seperti biasanya, warga yang jenuh melalui jalan rusak hanya bisa berharap pemerintah untuk segera melakukan peningkatan. Meskipun pengajuan sudah pernah dilakukan, namun hingga kini hanya bisa pasrah menunggu kebaikan hati untuk meningkatkan jalan tersebut.
“Pihak Desa sudah mengajukan perbaikan jalan pada tahun 2014 tetapi sampai tahun 2018 ini belum ada respon. Kita juga berharap pemerintah kabupaten bisa melihat lansung kondisi jalan menuju desa kami itu. Mudah-mudahan bisa ditingkatkan,” pungkasnya.. (edi/KN)