Bapemperda DPRD Provinsi Kalbar Gelar Sosialisasi Lima Perda di Sintang

oleh
oleh

SINTANG – Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Provinsi Kalimantan Barat melakukan sosialisasi terhadap lima Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat di Balai Ruai pada Rabu, 18 Juli 2018.

Sosialisasi tersebut dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pemgangunan Setda Sintang Henri Harahap dan dihadiri oleh kepala Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemkab Sintang, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sintang Sandan, Ketua Bapem Perda DPRD Sintang Daniel K Banai, akademisi dan masyarakat.

Sementara dari DPRD Provinsi Kalimantan Barat hadir saat sosialisasi adalah Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Provinsi Kalimantan Barat Antonius Situmorang didampingi lima anggota DPRD Provinsi Kalbar yakni Maskendari, Fatahillah Akbar, Mustaat Saman, Kadri, dan Amri Kalam.

Ketua Bapemperda DPRD Provinsi Kalbar Antonius Situmorang menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi dilakukan bukan hanya supaya masyarakat tahu, tetapi kami ingin mendapatkan masukan terhadap program pembentukan dan penyusunan Perda Tahun 2019. Kami ingin mendengar masukan apa yang akan kami bawa ke provinsi untuk dibentuk menjadi perda. Kita berdiskusi untuk lebih mendapatkan informasi dan masukan.

Antonius Situmorang menjelaskan lima perda tersebut adalah Perda Provinsi Kalimantan Barat Nomor 1 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017-2037, Perda Provinsi Kalimantan Barat Nomor 4 Tahun 2017 tentang pencabutan Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi Kalbar, Perda Provinsi Kalimantan Barat Nomor 5 Tahun 2017 tentang pencabutan Perda Nomor 2 Tahun 2010 tentang pengendalian peredaran minuman beralkohol di Kalbar, Perda Provinsi Kalbar Nomor 6 Tahun 2017 tentang perubahan atas Perda Nomor 7 Tahun 2012 tentang pembentukan Perseroan Terbatas Penjaminan Kredit Daerah Kalbar dan Perda Provinsi Kalbar Nomor 7 Tahun 2017 tentang perubahan atas Perda Nomor 1 Tahun 2013 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di Daerah khusus di Provinsi Kalbar.

Antonius Situmorang menambahkan dengan adanya perda tentang rencana pembangunan industri provinsi Kalimantan barat.

“Pemprop harapkan tidak ada alih fungsi lahan pertanian untuk perumahan dan perkebunan. Kalau pun ada alih fungsi, harus ada lahan pengganti. Kami juga sudah mengesahkan tujuh perda tahun ini. Namun belum bisa kami sosialisasi kan” tambah Antonius Situmorang.

Antonius Situmorang menjelaskan berdasarkan prolegda tahun 2018 dan akan dilaksanakan 2019, DPRD Provinsi Kalbar akan membahas 22 perda dan 8 Raperda diantaranya merupakan inisiatif DPRD dan salah satunya Raperda masyarakat adat.

Asisten Perekenomian dan Pembangunan Setda Sintang Henri Harahap menghampaikan untuk dapat melaksanakan pemerintah yang baik dan bersih diperlukan regulasi sesuai tingkatan pemerintahan. “Produk hukum di daerah sangat mendasar dalam pelaksanaan pemerintahan. Perda disusun berdasarkan kewenangan dengan memperhatikan manfaat dan keadilan.

Sosialisasi terhadap perda yang sudah diundangkan sangat penting agar pemerintahan memahami perda yang ada. Dengan sosialisasi juga masyarakat bisa memberikan masukan supaya pelaksanaan perda bisa berjalan baik. Lima Perda ini perlu kita pahami dengan baik, maka perlu kita bahas dan pelajari perda ini dengan baik supaya menjadi perda yang bermanfaat. Perda ini harus bisa dijalankan dengan baik di tengah masyarakat dan jangan sampai menjadi perda yang mandul karena nyatanya tidak bisa diterapkan dalam kehidupan nyata masyarakat” tegas Henri Harahap.

Amri Kalam Anggota Bapem Perda DPRD Provinsi Kalbar menjelaskan dari lima perda yang disosialisasikan tersebut ada dua perda yang di cabut yakni perda tentang pengendalian peredaran minuman beralkohol di Kalbar dan Perda tentang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi Kalimantan barat. “ada dua perda yang diubah dan satu perda baru” terang Amri Kalam.

Jumanudin Kabid Pasar Disperindagkop dan UKM menanggapi sosialisasi lima perda dengan menjelaskan masih ada pengusaha yang tidak mau menempatkan pabriknya di kawasan industr di sungai ringin yang sudah ditetapkan Pemda Sintang.

Darmansyah Akademisi Unka menyatakan dukungan penuh pihaknya akan perencanaan kawasan industri di Kalbar.

“saya juga minta agar para pelaku usaha kecil di lindungi oleh pemerintah dalam mengembangkan usahanya. Pohon yang subur, rindang dan berbuah itu karena akarnya selalu dipupuk. Jadi yang dipupuk itu akarnya, bukan batang atau daunya. Begitu juga dalam pengembangan industri, harusnya pemerintah memupuk industri kecil yang ada ditengah masyarakat supaya ekonomi bangsa sehat dan berkembang kuat” terang Darmansyah.(HM)